TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani menolak dialog dengan Amerika Serikat pada hari Selasa, setelah Presiden Donald Trump mengatakan Iran akan menelepon dan meminta negosiasi jika mereka siap.
Iran telah berulang kali menolak negosiasi lebih lanjut selama Amerika Serikat tidak ikut perjanjian nuklir Iran 2015, yang ditinggalkan Trump setahun lalu.
"Situasi hari ini tidak cocok untuk pembicaraan dan pilihan kami adalah perlawanan saja," kata Rouhani, dikutip dari Reuters, 22 Mei 2019.
Baca juga: Iran Minta Amerika Bersikap Hormat
Trump mengatakan pada hari Senin bahwa Iran akan terancam diserang dengan kekuatan besar jika mencoba melakukan sesuatu terhadap aset AS di Timur Tengah.
Trump mengatakan laporan Washington yang berusaha untuk mengadakan negosiasi itu bohong, tetapi mengaku Iran akan meneleponnya jika mereka siap.
Hassan Rouhani mengatakan setelah 60 hari, Iran akan meningkatkan tingkat pengayaan uranium [Kantor Kepresidenan Iran / Mohammad Berno / Al Jazeera]
Para kritikus menuduh Trump mengirim sinyal campuran. Pekan lalu tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Trump telah mengatakan kepada penasihat utamanya bahwa ia tidak ingin perang dengan Iran.
Iran telah menggambarkan retorika yang panas dan dingin ketika Trump terpancing untuk berperang melawan Iran, yang digagas oleh para pejabat garis keras seperti Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.
Baca juga: Donald Trump Ancam Iran akan Tamat Jika Lawan Amerika
"Setelah mengancam Iran, mereka terpaksa untuk mengatakan bahwa mereka tidak mencari perang. Orang Iran tidak pernah tunduk pada pelaku intimidasi," kata Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa.